Makassar mengoleksi 22 medali yang terdiri dari 8 emas, 10 perak, dan 4 perunggu. Torehan emas tersebut lahir dari nomor-nomor bergengsi, yakni:
1. Embu Berpasangan Kyu II Putra
2. Embu Berpasangan Kyu I Putra
3. Embu Berpasangan Kyu I Putri
4. Embu Beregu
5. Randori Kelas 45 kg Putri
6. Randori Kelas 45 kg Putra
7. Randori Kelas 55 kg Putra
8. Randori Kelas 70 kg Putra
Lebih dari sekadar angka perolehan, prestasi ini mencerminkan falsafah kempo yang berpusat pada prinsip Riki Ai Funi, yakni harmoni antara kekuatan dan kasih sayang. Falsafah ini tergambar jelas dalam doktrin:
“Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, dan kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman.” ujar dokter wachyudi muchsin
Bagi para kenshi (atlet kempo), filosofi ini bukan hanya teori, melainkan nilai hidup yang diwujudkan di dalam maupun di luar arena berjuang dengan keberanian, namun tetap menjunjung kasih sayang, keadilan, dan kehormatan.dr. Wachyudi Muchsin, yang akrab disapa Dokter Koboi, selaku ketua perkemi kota makassar yang juga manajer tim, menyampaikan rasa syukur dan bangganya.
“Alhamdulillah, Makassar kembali berhasil menunjukkan kualitasnya mempertahankan tradisi juara. Kemenangan ini bukan hanya soal medali, tapi juga bagaimana filosofi kempo dijalankan dalam kehidupan: berani, tangguh, namun tetap menjunjung cinta kasih dan kebersamaan,” ujarnya.
Apresiasi juga diberikan kepada jajaran official: Nasri dan Ade Irma, serta jajaran pelatih: Suaib Side, Aisyah, dan Sugeng serta semua keluarga besar kempo makassar. Berkat kerja keras, kekompakan, dan dedikasi mereka, para atlet mampu tampil maksimal dan membawa pulang gelar juara umum untuk Kota Makassar.
Kemenangan ini sekaligus menjadi modal berharga menuju Porprov XVIII Sulawesi Selatan. Lebih dari sekadar prestasi olahraga, raihan ini adalah bukti bahwa kempo Makassar tidak hanya mencetak juara, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang membentuk karakter generasi muda.
(Sujitno)