Menghidupkan Pembelajaran IPA SD di Bone Melalui Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Oleh : Sudarto

Dosen PGSD FIP Universitas Negeri Makassar

BONETERKINI.COM - Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains di Sekolah Dasar (SD) memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk cara berpikir anak yang logis, kritis, dan ilmiah. Namun, di banyak sekolah dasar, khususnya di Kabupaten Bone, pembelajaran IPA masih cenderung bersifat dangkal  sekadar menghafal istilah, definisi, contoh, dan rumus tanpa benar-benar memahami maknanya.


Padahal, tantangan pendidikan masa kini tidak  hanya sekedar menghafal, tetapi diharapkan lebih meningkat lagi, selain hafal harus lebih dalam memahami materi dan mampu menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan nyata. Di sinilah pentingnya menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning approach) dalam pembelajaran IPA di SD, terutama di daerah seperti Kabupaten Bone yang kaya akan sumber daya alam dan budaya lokal ini.


Dari Hafalan Menuju Pemahaman Mendalam

Selama ini, banyak siswa belajar IPA hanya untuk menjawab soal ujian. Guru menjelaskan, siswa menyalin, dan hafalan menjadi ukuran keberhasilan. Padahal, pembelajaran seperti ini tidak menumbuhkan rasa ingin tahu, tidak mengasah keterampilan berpikir kritis, dan malah membuat sains terasa jauh dari kehidupan sehari-hari siswa.


Pembelajaran mendalam hadir sebagai pendekatan yang menuntut siswa berpikir reflektif, menghubungkan konsep, dan menemukan makna di balik fenomena. Anak tidak hanya ditanya “apa yang terjadi”, tetapi juga “mengapa dan bagaimana hal itu terjadi.


Dalam konteks Kabupaten Bone, misalnya, ketika membahas topik ekosistem, siswa tidak cukup tahu bahwa ada rantai makanan. Mereka perlu diajak mengamati langsung hubungan antara padi, serangga, burung, dan hewan lainnya yang ada di sawah sekitar mereka. Dari sana, mereka belajar konsep interdependensi dalam ekosistem sekaligus memahami dampak lingkungan jika keseimbangan itu terganggu.


Bone dan Potensi Alam Sebagai Kelas Besar

Kabupaten Bone memiliki kekayaan alam yang luar biasa mulai dari pegunungan, persawahan, sungai, hingga pesisir pantai. Semua ini sejatinya adalah laboratorium alami bagi pembelajaran sains.


Guru dapat mengajak siswa mengamati siklus air di sekitar sawah, mengukur suhu di tempat teduh dan terik, atau membuat percobaan sederhana menggunakan bahan alam yang mudah didapatkan. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya mengajarkan konsep IPA, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu dan rasa takjub siswa terhadap alam sekitar — inti dari pembelajaran mendalam.


Ketika siswa mengalami langsung proses ilmiah di lingkungan mereka, konsep-konsep abstrak menjadi konkret. Anak-anak tidak lagi sekadar tahu, tetapi memahami dan peduli.


Strategi Menguatkan Pembelajaran Mendalam di SDKabupaten Bone


1. Gunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Dalam pembelajaran mendalam, proyek nyata membantu siswa menelusuri masalah, meneliti, dan menemukan solusi. Misalnya, proyek membuat alat penyaring air dari bahan lokal bukan hanya melatih keterampilan sains, tetapi juga membangun kesadaran tentang pentingnya air bersih di daerah pedesaan Bone.

2. Kontekstualisasi Materi dengan Kehidupan Sehari-hari
Guru sedapat mungkin mampu menunjukkan pada siswa keterkaitan antara konsep sains dengan aktivitas mereka dan masyarakat Bone pada umumnya, seperti bertani, berternak, atau menangkap ikan. Dengan demikian, anak-anak melihat langsung bahwa sains tidak terpisah dari kehidupan mereka sehingga sains begitu bermakna bagi mereka.

3. Pembelajaran Kolaboratif dan Reflektif
Pembelajaran mendalam menuntut siswa berpikir, berdiskusi, dan merefleksikan apa yang mereka pelajari. Diskusi kelompok, eksperimen bersama, dan kegiatan presentasi sederhana menjadi jalan dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi ilmiah.

4. Menintegrasikan Kearifan Lokal dalam Sains
Kearifan lokal seperti cara petani menentukan musim tanam atau nelayan membaca arah angin dapat menjadi bahan pembelajaran IPA yang relevan. Ketika kearifan lokal dipadukan dengan konsep ilmiah, siswa belajar menghargai budaya sekaligus berpikir ilmiah.

Guru sebagai Pemandu Pembelajaran Mendalam

Peran guru dalam pembelajaran mendalam bukan sekadar penyampai informasi, tetapi sebagai fasilitator berpikir. Guru perlu memberi ruang bagi siswa untuk bertanya, bereksperimen, dan menemukan jawaban sendiri atau menjelaskan sendiri secara benar suatu konsep atau suatu fenomena.

Pemerintah daerah dan dinas pendidikan di Kabupaten Bone dapat mendukung hal ini melalui pelatihan berkelanjutan bagi guru IPA SD. Pendampingan berbasis praktik lapangan, pelatihan inovasi pembelajaran, serta komunitas belajar guru sangat dibutuhkan agar pendekatan mendalam benar-benar terwujud di sekolah.


Teknologi Sebagai Jembatan

Walau sebagian sekolah di Bone memiliki keterbatasan fasilitas, teknologi sederhana dapat menjadi alat bantu untuk memperdalam pemahaman sains. Misalnya, guru dapat memanfaatkan video eksperimen atau simulasi dari ponsel pintar. Anak-anak bisa diajak membuat vlog sains sederhana yang mendokumentasikan hasil observasi mereka di alam sekitar.


Penutup: Dari Bone untuk Masa Depan Sains Indonesia

Pembelajaran IPA di Kabupaten Bone memiliki potensi besar untuk berkembang jika berlandaskan pada pendekatan pembelajaran mendalam. Alam Bone yang kaya dan masyarakatnya yang dekat dengan tradisi agraris dan bahari merupakan aset berharga untuk menanamkan konsep sains yang hidup, bermakna, dan membumi.


Ketika guru mampu menuntun anak belajar bukan sekadar untuk menghafal, melainkan untuk memahami dan mencintai ilmu pengetahuan, maka sesungguhnya kita sedang menanam benih masa depan sains Indonesia yang lebih kuat.


Pembelajaran mendalam bukan tentang seberapa banyak anak tahu, tetapi seberapa dalam mereka memahami dan peduli terhadap dunia di sekitarnya.

 

Komentar

Berita Terkini