 |
| Gambar Ilustrasi |
Informasi yang berhasil dihimpun Boneterkini.com, peristiwa naas tersebut berawal saat korban mengetahui anaknya jarang ke sekolah.
Korban ketika itu mencoba menjemput anaknya, Angga Patawari Saputra, di salah satu rumah kerabatnya di Dusun Lekke, Desa Tontongnge, Kecamatan Lappa Riaja (Lapri).
Ia pun menyuruh keponakannya, Ardiansyah untuk mengantar Angga, yang sudah duduk kelas IX di SMP Negeri 3 Lapri, dengan sepeda kembali ke rumah kakeknya, di mana Angga tinggal selama ini.
Ardiansyah, sang keponakan pun mengantar Angga dan kemudian kembali lagi untuk menjemput korban.
Namun Ardianyah, langsung kaget dan berteriak histeris, karena mendapati Anti sudah tergeletak bersimbah darah, dengan kondisi leher menganga dan terdapat sebilah parang didekatnya yang berlumuran darah.
Warga yang mendengar teriakan itu, akhirnya berlarian untuk memberikan pertolongan dan melarikan korban ke rumah sakit, namun nyawa Anti, tak bisa tertolong karena maut sudah menjemputnya.
Diduga korban stres dengan ulah anaknya yang jarang masuk sekolah, serta suaminya yang kini sedang menjadi tenaga kerja di Malaysia.
Tidak hanya itu, namun menurut sejumlah warga, korban juga terlihat sakit-sakitan belakangan ini. Sehingga diduga sejumlah masalah itu membuatnya gelap mata, hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis.
Kepolisian Sektor Lappariaja yang mendapat informasi, langsung ke lokasi dan mengolah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kini Polisi masih mengumpulkan sejumlah bukti guna mencari kebenaran aksi bunuh diri tersebut. (Bt)